ARAHDESTINASI.COM - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyambut gembira rencana Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank yang akan berperan dalam pembiayaan infrastruktur dasar diKawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata melalui skema penugasan khusus ekspor atau National Interest Account (NIA).
Terkait dengan keterlibatan LPEI, Menpar Arief Yahya meminta agar pembiayaan sejalan dengan instruksi Presiden, yaitu fokus mengembangkan 4 dari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) 2018, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
"Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo sudah memiliki badan pengusahaan yang akan menjadi BLU setelah proses APL kelar. Badan ini akan fokus untuk pengembangan atraksi dan menarik investasi masuk. Selama ini, ketertarikan investor di berbagai destinasi prioritas di Indonesia sering terkendala urusan infrastruktur, sehingga perlu bantuan pendanaan," ujar Arief Yahya ketika disambangi Direktur Utama LPEI beserta jajarannya ke Kantor Kementerian Pariwisata, belum lama ini. Menpar didampingi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman, Ketua Tim Pokja Pengembangan 10 DPP Hiramsyah S. Thaib, Asdep Investasi Pariwisata Hengky Manurung.
Direktur Utama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Sinthya Roesly, mengatakan bahwa skema penugasan khusus ekspor atau National Interest Account (NIA) dapat digunakan untuk membiayai transaksi atau proyek, termasuk proyek pariwisata yang non-bankable akan tetapi feasible. “Sektor pariwisata memang harus didukung oleh seluruh pihak. Pariwisata Malaysia contohnya, berkembang karena semua pihak mendukung, terutama lembaga keuangan” katanya. Sinthya Roesly datang didampingi Direktur Pelaksana I LPEI Dwi Wahyudi, Direktur Pelaksana Indra Supriyadi, Manager Divisi NIA Nanda Hasriyan, dan Kepala Departemen Tito Elvano.
KEK Mandalika merupakan proyek pertama pembiayaan ekspor sektor pariwisata LPEI. KEK Mandalika dinilai sebagai salah satu destinasi yang paling siap dikembangkan dalam proyek 10 destinasi Bali Baru. Hal itu ditandai dari upaya menghadirkan investor dan pendanaan infrastruktur. Sinthya berharap pembiayaan ekspor pariwisata dapat dilakukan melalui sinergi BUMN di bidang pembiayaan.
Direktur Pelaksana I Dwi Wahyudi, menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur dasar KEK Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat membutuhkan dana sebesar Rp4,5 triliun, antara lain untuk jalan, jaringan listrik, pengolahan air dan utilitas lainnya di dalam kawasan. “Sementara ini LPEI akan mengalokasikan bantuan pembiayaan sekitar Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun. Ditargetkan dapat terealisasi pada semester pertama 2018. Pembiayaan infrastruktur dasar tersebut akan diusulkan melalui skema penugasan khusus ekspor atau NIA. Langkah LPEI akan menjadi pionir dalam pembiayaan sektor jasa pariwisata," ujar Dwi.
Saat ini, KEK Mandalika sudah semakin siap menyambut wisatawan. Kawasan itu kian mudah diakses karena telah dibangun jalan langsung. Jarak tempuh KEK Mandalika hanya 30 menit dari Bandara Internasional Lombok.
KEK Mandalika terbentang seluas 1.034 hektare, dari Pantai Kuta, Pantai Seger, hingga Pantai Tanjung Aan. Selain pantai-pantai indah ada juga Bukit Merese, dan tak jauh dari situ ada Desa Adat Sade dan Desa Adat Ende khas masyarakat Sasak.
Menpar Arief Yahya menyebut, beroperasinya KEK Mandalika bakal menjadi momentum yang kuat untuk memastikan langkah pariwisata menjadi leading sektor perekonomian nasional. “Saya semakin yakin, pariwisata Indonesia akan semakin kuat, bahkan bisa menjadi yang terhebat dan terbesar di dunia, karena adanya komitmen kuat dari Presiden,” ujarnya. (*)